Judul Artikel : Fakta Mencengangkan di Balik Kemeriahan Tahun Baru
Fakta Mencengangkan di Balik Kemeriahan Tahun Baru
Fakta Mencengangkan di Balik Kemeriahan Tahun Baru - Hanya tinggal hitungan jam menuju pergantian tahun, selamat tinggal 2015 selamat datang 2016. Seperti biasanya, pergantian tahun masehi ini akan dirayakan dengan meriah dan hingar bingar. Akan tetapi, tahukah? ada makna mencengangkan di balik kemeriahan tahun baru? terutama bagi umat Muslim.
Setelah disibukkan dengan aneka macam kegiatan sepanjang tahun, merayakan pergantian tahun dengan berlibur, berpesta sampai lepas tengah malam dan juga menghabiskan beberapa (atau berpuluh) lembar Rupiah untuk membiayai hura-hura semalam suntuk itu, dirasa tak seberapa untuk melepas penat. Tapi tahukah saudaraku Muslim? ada tradisi kaum Pagan, Yahudi dan Nasrani dalam perayaan tahun baru.
Bangsa Eropa di abad pertengahan menjadikan tanggal 25 Maret sebagai tahun baru, disebut sebagai The Feast of Armounciarion atau “Hari Raya Pemberitahuan”. Nah, di dalam tradisi Kristen, ternyata tanggal ini dipercaya sebagai hari saat Bunda Maria didatangi malaikat Jibril, yang memberitahukannya bahwa ia akan melahirkan seorang anak Tuhan. Lantas pada tahun 1582, setelah ada kalender Gregorian akhirnya satu per satu kerajaan Eropa merayakan tahun baru pada tanggal 1 Januari-hingga sekarang. Kalender Gregorian ini juga merupakan kalender Nasrani, karena menjadikan hari kelahiran Yesus sebagai hari pertama. Sekalipun hari kelahiran Yesus masih menjadi perdebatan antara sesama umat Nasrani, tapi semuanya sepakat merayakan tahun baru di tanggal 1 Januari.
Tradisi lain yang membuat tahun baru 'bermakna' adalah meniup terompet dan menciptakan macam-macam kegaduhan. Tradisi meniup terompet ini adalah ritual kuno untuk mengutir setan dan berbagai roh halus yang akan mengganggu. Biasanya dilakukan pada tahun baru Yahudi yang jatuh di bulan September atau Oktober. Perayaan ini dinamakan Rosh Hashanah atau Hari Raya Terompet. Selain terompet, mempertunjukkan kembang api besar-besaran di langit juga menjadi tontonan utama di tahun baru. Tradisi ini merupakan tradisi etnis Tionghoa dalam berbagai ritual keagamaan mereka. Kaum Majusi juga menggunakan api-apian untuk melakukan ritual ibadah mereka.
Nah, bagaimana? tak ada satu pun aktivitas malam Tahun Baru yang bernapas Islami. Mengapa umat Muslim masih bersemangat untuk merayakan Tahun Baru Masehi? Tahun Baru Hijriyah saja tak boleh dirayakan, apalagi sampai heboh dan mengeluarkan banyak biaya yang terbuang percuma. Jika Islam tak merayakan tahun baru hijriyah, tak ada dalil maupun fatwa yang menganjurkan, lantas mengapa masih mau-maunya membuang banyak waktu dan uang untuk berada di tempat yang berpeluang besar untuk melakukan beragam maksiat?
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka." (HR. Abu Dawud, Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam Shahih Abu Dawud, Hasan Shahih no. 3401)
Al-Manawi dan Al-Alqomi berkata, "Yakni dalam penampilannya memakai pakaian seperti pakaian mereka, mengikuti cara jalan, tata cara dalam pakaian dan sebagian prilaku mereka."
Nah lho, yakin mau menghabiskan semalam dengan melakukan hal yang tak ada di dalam Islam? bagaimana jika setelah berhura-hura semalam suntuk, napas kita selesai keesokan harinya? apa tidak malu menghadap Allah dengan coreng di muka karena dengan sengaja melakukan hal-hal mubazir? Apalagi demi ikut pawai tahun baru sudah nongkrong sejak Magrib, cuzz ke tempat pesta tahun baru tanpa shalat Isya dulu. Yang perempuan tak pakai jilbab karena pengen pamer rambut dan busana trendy, yang laki-laki sudah siap membawa 'alat pengaman' di dalam saku untuk jaga-jaga. Sudah niat untuk bermaksiat di malam Tahun Baru. Lalu apa untungnya dalam malam pergantian tahun ini? habiskan uang iya, kelelahan dan capek desak-desakkan iya, dapet dosa juga iya!
Lebih baik kita habiskan waktu di rumah saja, nikmati pergantian tahun sewajarnya dan jadikan sebagai momen untuk mengeratkan diri dengan keluarga. Tak ada yang istimewa sebenarnya di tahun baru, hanya pergantian malam menjadi siang dan mengganti kalender saja. Mau membuat resolusi untuk tahun depan atau tidak pun tak ada hukumannya jika absen tak dilakukan. Toh kalaupun membuat resolusi, biasanya juga kebanyakan lupa tuh apa saja resolusi yang dibuat. Hihi. Tapi boleh kok kalau ingin menjadi sosok yang lebih baik lagi di tahun yang akan datang, apalagi sampai berjuang keras untuk meraih semua mimpi kita. Yang tidak boleh itu adalah mengikuti tradisi non Muslim dan terjerumus dalam ragam dosa dengan kedok perayaan Tahun Baru. Oke temans?
Demikianlah Artikel Fakta Mencengangkan di Balik Kemeriahan Tahun Baru
Sekian Informasi dan sharingnya Fakta Mencengangkan di Balik Kemeriahan Tahun Baru, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sharing artikelnnya kali ini.
0 Response to "Fakta Mencengangkan di Balik Kemeriahan Tahun Baru"
Posting Komentar