Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid

Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid - Hallo sahabat Sharing Informasi dan TRik Tip Yuk, Pada sharing Informasi yang berjudul Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid, saya telah menyediakan beberapa artikel yang sangat berguna untuk menambah wawasan kita bersama . mudah-mudahan isi postingan artikel yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia artikelnnya.

Judul Artikel : Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid

lihat juga


Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid

Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid - Tanggal 3 Desember 2015 adalah hari pertama dimana aku ikut rapat orangtua murid. Siang itu--2 Desember, pas anakku pulang sekolah, dia langsung buka sepatu dan masuk ke dalam rumah, dengan antusias ia menyodorkan secarik kertas dengan angka-angka yang tak rapi di atasnya. Tulisan tangannya memang sebelas dua belas dengan kebun kelapa yang kena Tsunami.

"Apa nih?"
"Kata bu Alin, besok orangtua harus rapat Mi. Jam setengah delapan enggak boleh telat."
"Ini apa?" tanyaku lagi. Sesaat dia menatap kertas yang kuacungkan, terus matanya menerawang. Oh, lupa rupanya dia bawa kertas apa -___-
"Oh, itu nomer bu Alin." lalu ia pergi ke kamar mandi, pipis dan cuci kaki. 

Nomer ponsel wali kelas 1, mungkin maksudnya untuk mempermudah komunikasi perihal rapat orangtua murid, soalnya tak ada surat undangan seperti biasa. Segera kuhubungi wali kelasnya dan bertanya ini itu seputar rapat. Takutnya ini berita hoax, karena kadang anak-anak suka iseng. Terkadang juga apa yang mereka dengar kadang juga simpang siur dan bikin bingung. Khawatir juga kalau harus bawa alat penunjang untuk rapat besoknya, apa kek...termos apa tenda dome gitu. Ternyata memang ada rapat, dan tak perlu bawa apa-apa karena memang bukan rencana kemping bareng *krikkrikkrik. 



Aku bukan orang yang suka berada di tengah banyak orang, lihat banyak orang bisa bikin keringetan dan perut mulas, mual-mual. Mungkin aku ini punya ketakutanus liato rangbanyakus--sejenis phobia di tengah orang banyak. Mungkin karena terlalu lama nongkrong di depan komputer dan berinteraksi dengan orang-orang lewat dunia maya, jadilah saat harus berinteraksi dengan orang sungguhan di dunia nyata jadi grogi kelewat batas. 

Aku mual-mual karena gugup. Aneh? BANGET.

Tapi akhirnya berkat dukungan semangat dan wejangan dari seorang Embah di seberang pulau, akhirnya aku bisa lebih tenang menghadapi hari esok. Katanya ngemil permen saja, jangan lupa dzikir biar tenang. Hati makin tenang, makin rileks dan gugup juga hilang. Makin santai dan nyaman, terus ketiduran. Beuh, dia malah kasih anjuran buat tidur di tempat rapat, apaan banget -_-



Akhirnya hari rapat tiba, dengan berbekal wejangan untuk tidur di tempat rapat aku pergi rapat bersama orangtua yang lainnya. Setengah delapan sudah standbye di lokasi bersama sesama ibu-ibu. Saat itu aku sadar, ternyata aku memang sudah cukup berumur. Hicks, padahal kupikir masih ABG. Pas sampai disana, tak ada hal yang patut kutakutkan, tak ada bullying antara emak-emak atau sorak-sorak ejekan untuk yang telat datang, sesuatu yang buat aku phobia di tengah banyak orang. Hey, kenapa kemarin aku sampai mual-mual gugup ya? padahal cuma segini saja. Heran.

Jam delapan, lewat.
Jam setengah delapan, lewat.
Jam sembilan, lewat.

Oi, rapatnya kapan nih?

Langsung terbayang artikel-artikel yang belum kukerjakan, cucian yang belum kujemur dan sampah dapur yang belum kubuang. Betapa waktuku terbuang percuma untuk menunggu--entah menunggu apa, disini. Usut punya usut, ternyata belum ada ruangan untuk rapat orangtua murid. 

Ahelah. -_-

Sekitar setengah jam kemudian, akhirnya para orangtua murid digiring ke salah satu ruangan kelas yang sudah kosong dan rapat yang molor hampir dua jam itu dimulai. Tak perlu diceritakan muqadimah-nya, langsung saja ke intinya yang ternyata perihal seragam batik anak kelas 1 yang belum rampung. Iya belum rampung dikerjakan, karena belum pesan ke penjahitnya *krikkrikkrik.

Akhirnya rapat sekaligus musyawarah itu mufakat untuk segera memesan seragam batik ke penjahit masal, yang biasa mengurusi seragam anak sekolahan. Harganya standar, tak lebih dari 70 ribu Rupiah untuk satu stel, kemeja dan bawahannya. Selesainya kapan? entah, biasanya dua sampai tiga minggu kemudian.

Demikianlah, rapat lantas segera dibubarkan karena banyak anak-anak balita menangis kegerahan di ruangan. Aku pun kecipratan untung, bisa segera pulang dan menyelesaikan semua tugas rumah tangga yang tadi sempat tertunda. 

Yup, begitulah Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid yang kualami. Ini kali pertama aku ikut rapat orangtua murid dan sangat gugup menghadapi hal baru itu. Tapi ternyata kuncinya adalah tenang dan memberanikan diri menghadapinya. It's time to face someting new. Akan selalu ada hal baru dalam hidup, dan kita harus selalu berani menghadapi semuanya dengan dagu terangkat dan hati yang bangga. 

Bangga, karena masih memiliki kesempatan untuk menaiki level baru dalam hidup. Tak asyik bukan kalau hidup hanya begitu-begitu saja?

Eaaak!


Demikianlah Artikel Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid

Sekian Informasi dan sharingnya Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sharing artikelnnya kali ini.

Anda sedang membaca artikel Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid dan artikel ini url permalinknya adalah https://sharing-tip-trik.blogspot.com/2015/12/pengalaman-pertama-rapat-orangtua-murid.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Pengalaman Pertama Rapat Orangtua Murid"

Posting Komentar