Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA - Hallo sahabat Sharing Informasi dan TRik Tip Yuk, Pada sharing Informasi yang berjudul Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA, saya telah menyediakan beberapa artikel yang sangat berguna untuk menambah wawasan kita bersama . mudah-mudahan isi postingan artikel yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia artikelnnya.

Judul Artikel : Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA

lihat juga


Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA




Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA - Judul yang panjang dan agak ngenes. Yap, karena memang aku ingin berbagi kisah ngenesku saat masih ABG. Aku yakin bukan hanya aku yang mengalami masa-masa ngenes sebagai remaja yang jomblo, maka karena itu kucoba berbagi kisah yang sebenarnya aib ini, semoga menginspirasi.

Jadi ceritanya aku baru masuk kelas X, dapat kelas di X-2. Hari-hari pertama jadi anak SMA kurang asyik. Karena hanya aku yang memilih sekolah di Kawali sementara rekan-rekan satu geng yang budiman memilih SMA di Ciamis. Aku masih ingat, waktu itu musim kemarau, siang yang terik di istirahat ke dua dan aku memilih duduk-duduk di depan kelas (kebetulan di depan kelas adalah koperasi siswa, sambil nongkrong sambil jajan cynt). Entah muncul dari mana, muncul sesosok siswa tinggi dengan bahu lebar dan dada yang tegap. 

Style ngtren SMA tahun 2006, kemeja tanpa ban tangan, rok hypster, kaus kaki tips dan flat shoes

Dalam seklias pandang saja aku langsung terpana, apalagi pas dia ketawa. Ya ampun, ibaratnya dunia langsung di-pause barang sedetik dua detik dan ada Setheer ft Amy Lee akustikan main lagu "Broken", tapi cuma pas lirik "..I love the way you laugh..." doang, dan karena memang lirik itu pas banget buat dia.

Karena aku enggak punya teman yang bisa mencomblangkan aku dengan si ganteng tinggi besar yang satu itu, walau demikian tak menyurutkan niatku untuk pedekate. Hal paling penting yang kuketahui adalah dia itu anak kelas X-1, tetangga kelas meeennn! berbekal info yang minim tersebut aku pun mulai kepo, insting FBI yang kumiliki sejak orok membawa aku ke data pribadi dia yang ada di buku keanggotaan perpus. Well, aku tahu namanya D*i*k*d*i*k (sengaja namanya aku sensor pakai bintang biar enggak kebaca :3) dan kecamatan tempat tinggalnya dia. Penelusuranku tentang si dia yang putih, tinggi besar dan jambangan itu berakhir sampai di nama lengkapnya doang. Ya sudahlah, gaapa. Akhirnya aku harus puas mencuri-curi pandang saat istirahat, gila! dia cakep banget qaqa~

MOS 2007 (aku kelas XI) aku kakak pramuka juga, but who are they? deemnn i don't have a clue -_-

Ada satu kejadian dimana anak kelas X-1 lagi jam bebas, sementara aku dan rekan masih ada guru. Eh si ganteng lagi nongki-nongki di luar kelas, pas banget aku yang duduk dekat pintu kan lihat dia. Lirik sekali, wow cakep. Lirik dua kali, gila! makin cakep! Lirik tiga kali, eh dia nengok! Lirik empat kali, dia masih lihat ke arahku. Salting cynt, hidung sampai megar-megar berbunga dan pas kulirik ke lima kalinya, eh kening dia mengerut dan masih menatap ke arahku. Aih! berasa pengen pingsan cantik jadinya.


Pas naik kelas XI, kuasa Illahi membimbing guru bagian kesiswaan memasukkan nama itu anak ke kelas yang sama denganku, XI Ipa 1. Hatiku jedak jeduk dan jantungku melompat-lompat centil bagai cabe-cabean dicolek anak racing. Si jambang Elvis kenal mukaku dan keningnya kembali mengerut saat lihat aku ada di kelas yang sama dengannya. Besoknya dia enggak di kelas Ipa lagi, dia mutasi ke kelas IPS...dan dia jadian dengan kakak kelas yang tampangnya tante-tante banget. Hatiku patah dan akhirnya aku lihat dia enggak ganteng-ganteng amat ternyata. Aku juga baru sadar, mungkin dia pikir aku cewek freak yang suka ngerampok pandang waktu jam bebas atau istirahat. Pantes kening dia kisut begitu pas lihat aku. Hell yeah -_-



Begitulah, setelah kelas XI aku tak berani lagi mencuri pandang pada siapapun lagi, apalagi sama anaknya bapak guru PAI, selain anaknya alim banget dan rajin shalat Dhuha, dia juga sudah punya gebetan sendiri, anak rohis dan mungkin pas lulus SMA bakalan dikhitbah, nikah lalu hidup bahagia selama-lamanya.

Sempat berpikir untuk curi pandang ke siswa baru pindahan Ciamis, anaknya gaul dan hidungnya tinggi banget kayak perosotan taman kota. Tapi ilfil ah, suaranya tinggi melengking dan agak fals, belum lagi isi memori ponselnya itu film-film pendek ikkeh-ikkeh semua. No, dia mesum dan yang jelas dia juga masih naksir sama teman satu geng-ku, sejenis CLBK lah (mereka pacaran pas SMP, fyi).

Sempat menjalin hubungan dengan pria-pria antah berantah via SMS (tahulah, tahun 2005-2008 itu zamannya ngacak nomor dan ketemuan, yakan?), saat ketemuan selalu dapat ZONK dan kalaupun ada yang agak keren, dia itu teman SMS-annya teman satu gengku. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti.

Iya, berhenti membuang waktu untuk mengejar sesuatu yang enggak jelas juntrungannya. Memang, zaman puber lagi anget-angetnya semua orang juga akan lakukan hal yang sama denganku, mencari pacar yang perfect dan sesuai dengan kriteria idaman. Berusaha menjadi sosok istimewa yang menarik walau harus berpura-pura dan memaksakan diri. Demi apa? demi sebuah hubungan romantis dan sempurna layaknya Cinta dan Rangga, Jason dan Nadia atau Fitri dan Farrel. 

Setelah cinta bertepuk sebelah tangan yang kualami, kisah-kisah cinta monyet dengan pria-pria yang kelakuannya persis mamalia berekor itu, dan perjalanan haru biru putih abu-ku, aku sampai di sebuah titik dimana aku memilih untuk menyerah. Menyerah untuk menjadi sosok sempurna seperti cetakan yang dipatenkan dalam sinetron stripping indo. 

Kuputuskan untuk menjadi diriku sendiri, membiarkan waktu membawaku pergi kemana nasib menggariskannya. Pun kisah cinta, biar saja berjalan seperti yang seharusnya. Aku diam cinta pun pasti datang. Aku masih berharap pangeran berjambang dan berhidung tinggi datang menjemputku, bukan naik kuda (tukang delman keleus), bukan juga Porche Macan, naik Vespa S 150 warna merah juga cucok tuh. Mueheheh.

Enggak deng...

Cinta yang kutunggu adalah dia yang berani datang langsung dan memintaku kepada bapa mamah. Aduhai indah kisah cinta yang berawal dari keseriusan, tak perlu berlama-lama menggantungkan harapan sampai langit, cukup dengan meminta izin untuk menikah dan kisah cinta abege sampai akhir hayat bisa dinikmati dengan bahagia.

Terima kasih barisan para mantan yang belum sah jadi mantan, terima kasih sintron stripping indo yang membuat para remaja terinspirasi menjadi generasi fotokopi (meniru style dan gaya hedonis tanpa mengaca pada kemampuan masing-masing), terima kasih putih abu atas semua pengalaman hidup yang indah padahal perih dan ngenes. Walaupun banyak aib yang kubuat saat masih mengenakan seragam putih abu, walau ingin kukikis habis kenangan putih abu, tapi semua itu adalah bagian pendewasaan untukku. Tanpa aib-aib nista nestapa yang kualami di masa puber, mungkin aku tak akan pernah jadi diriku sekarang ini. Wanita seperempat abad yang menunggu pangeran Vespa merah datang mengajak berumah tangga. Eaaakkkk!

Well, terima kasih sudah mau capek-capek membaca curhat baper tentang masa putih abu-abuku. Semua ini bisa menjadi tulisan yang kamu-kamu baca berkat Giveaway Nostalgia Putih-Abu





Demikianlah Artikel Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA

Sekian Informasi dan sharingnya Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sharing artikelnnya kali ini.

Anda sedang membaca artikel Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA dan artikel ini url permalinknya adalah https://sharing-tip-trik.blogspot.com/2016/01/cinta-bertepuk-sebelah-tangan-waktu.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Waktu Masih Murid SMA"

Posting Komentar