Judul Artikel : Untuk Awan Mendung
Untuk Awan Mendung
Untuk awan mendung, di langit.
Halo awan, bagaimana kabarmu?
Walau setiap hari kita berjumpa, tapi rasanya tak sopan jika tak kutanya kabarmu. Apakah kamu akan tanya kabarku? walau tak kamu tanya, aku akan dengan senang hati berbagi kabar denganmu. Aku baik-baik saja, awan. Walau hati sedikit tak enak dengan beberapa kejadian di rumah.
Awan, namamu bagus. Persis nama temanku di SMP. Dia anak lelaki yang tubuhnya tinggi kurus dan kalau bicara huruf S, pasti mendesis seperti ular. Terkadang aku khawatir kalau ludahnya menciprat. Hihi. Tapi selama aku ngobrol dengan dia, tak pernah kena cipratan ludahnya kok, yang kukhawatirkan tak pernah terjadi.
Awan, hari ini kamu mendung lagi. Tuh lihat! abu-abu kelabu, sebagian tipis tapi sebagian lagi tebal. Aku khawatir muatan air dalam dirimu tak sabar menunggu pukul lima. Tahu sendiri kan? anakku sedang mengaji. Huft.
Aku takut melihat kamu mendung, awan. Kesannya begitu kelam, begitu suram. Apalagi awan mendung sering menghalangi sinar mentari, membuat cucian tak kering dan akhirnya bau apek. Tapi saat hujan aku senang (asal anakku sudah pulang mengaji), melihat cucuran air hujan itu asyik!
Awan, walau mendungmu sudah sedemikian tebal, pintaku jangan dulu lelah ya? nanti deh turunnya. Oke? Aku janji, kalau tak turun hujan sebelum pukul lima, besok kubuatkan puisi indah tentang kamu. Awan mendung.
Baiklah awan, kucukupkan saja surat sampai disini. Istirahatlah, lelah bukan menggendong begitu banyak air? aku tak mau mengacaukan waktu istirahatmu dengan celotehan ini. Sampai jumpa nanti ya, awan!
Salam,
Nuniek KR
Demikianlah Artikel Untuk Awan Mendung
Sekian Informasi dan sharingnya Untuk Awan Mendung, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sharing artikelnnya kali ini.
0 Response to "Untuk Awan Mendung"
Posting Komentar