Judul Artikel : Patah Hati Oleh si Pacar Pertama
Patah Hati Oleh si Pacar Pertama
Dulu pernah jadi ABG yang labil banget antara idealisme "High Quality Jomblo" dan pengen pacaran. Di satu sisi aku berusaha terlihat happy dan bangga dengan statusku yang sendirian wae, tapi di sisi lain ngiri berat lihat teman-teman sudah mojok tiap jam istirahat tiba. Dulu aku juga punya mimpi pengen curhat ke teman tentang pacar, iya...mimpi sederhana yang agak menyedihkan.
Masa-masa pengen ditaksir dan menaksir layaknya remaja puber mulai muncul saat SD kelas 6. Waktu itu, aku yang bongsor bukan golongan cewek 'godaineable'ya iyalah lha wong badannya saja bulat memanjang persis tas golf dan waktu itu bisa iseng jahil-jahilan sama anak cowok yang cakep sudah bersyukur alhamdulillah. Sungguh, bahagia di masa kecil itu sederhana banget...batal-batalan wudhu sama anak cowok ganteng saja rasanya sudah dapat fee artikel dua bulan. Uhuk!
Kesendirianku bertahan sampai kelas tiga SMP, waktu itu aku terkenal sebagai Master of Curhatan Pacar oleh teman-teman. Aku yang masih jomblo sering jadi kantong curhat yang terpercaya, lengkap dengan seabrek kisah pahit manis pacaran SMP mereka. Saat aku dengar salah satu teman sudah first kiss, huah! antara ngiri dan enggak percayabanyakan ngirinya sih aku pun menasehati supaya pacaran jangan berlebihan, bukan muhrim *halah*
Keinginan memiliki pacar semakin menggebu, harapan laku dan tak lagi menjomblo pun makin getol kupanjatkan dalam tiap doa. Hingga masa-masa itu tiba, saat aku mulai merasa ada perhatian berlebih dari teman di kelas sebelah. Cowok kurus berkulit sawo matang, enggak ganteng-ganteng amat sih cuma hidungnya mancung dan disitulah letak kegantengannya *menurutku waktu itu*
Dulu dia sekelas dengaku pas kelas 2 dan terpisah saat kenaikan kelas. Dia sekelas dengan teman satu gengku (waktu itu gengku ada 5 orang, yang dua di kelas sebelah sisanya denganku di kelas yang sama), dan say 'hello' saat tiba di sekolah jadi ritual wajib bagi kami berdua. Tiap pagi aku yang malu-malu malu-maluin salting sendiri tiap lewat depan kelas dia, pas dia melirik JEDER! hati ini rasanya kembang kempis, hidung megar dan dengkul gemetar. Apalagi pagi-pagi kan masih seger tuh, dia terlihat ganteng dengan rambut basah, tampilan urakan dan sepatu kets warna biru-nya bikin aku melting.
Iya, iya. Lihat cowok bandel pakai sepatu kets warna mencolok saja bikin aku kesengsem, selera cowok gantengku memang agak gesrek sih. Entah ya, tapi bad boy itu punya sesuatu yang enggak dimiliki cowok 'jalan lurus'. Banyak negatifnya, tapi aku enggak kapok naksir sama cowok bad boy (walaupun persentase gayung bersambutnya hanya 0,001 % saja)
Masa-masa pengen ditaksir dan menaksir layaknya remaja puber mulai muncul saat SD kelas 6. Waktu itu, aku yang bongsor bukan golongan cewek 'godaineable'
Kesendirianku bertahan sampai kelas tiga SMP, waktu itu aku terkenal sebagai Master of Curhatan Pacar oleh teman-teman. Aku yang masih jomblo sering jadi kantong curhat yang terpercaya, lengkap dengan seabrek kisah pahit manis pacaran SMP mereka. Saat aku dengar salah satu teman sudah first kiss, huah! antara ngiri dan enggak percaya
Keinginan memiliki pacar semakin menggebu, harapan laku dan tak lagi menjomblo pun makin getol kupanjatkan dalam tiap doa. Hingga masa-masa itu tiba, saat aku mulai merasa ada perhatian berlebih dari teman di kelas sebelah. Cowok kurus berkulit sawo matang, enggak ganteng-ganteng amat sih cuma hidungnya mancung dan disitulah letak kegantengannya *menurutku waktu itu*
Dulu dia sekelas dengaku pas kelas 2 dan terpisah saat kenaikan kelas. Dia sekelas dengan teman satu gengku (waktu itu gengku ada 5 orang, yang dua di kelas sebelah sisanya denganku di kelas yang sama), dan say 'hello' saat tiba di sekolah jadi ritual wajib bagi kami berdua. Tiap pagi aku yang malu-malu malu-maluin salting sendiri tiap lewat depan kelas dia, pas dia melirik JEDER! hati ini rasanya kembang kempis, hidung megar dan dengkul gemetar. Apalagi pagi-pagi kan masih seger tuh, dia terlihat ganteng dengan rambut basah, tampilan urakan dan sepatu kets warna biru-nya bikin aku melting.
Iya, iya. Lihat cowok bandel pakai sepatu kets warna mencolok saja bikin aku kesengsem, selera cowok gantengku memang agak gesrek sih. Entah ya, tapi bad boy itu punya sesuatu yang enggak dimiliki cowok 'jalan lurus'. Banyak negatifnya, tapi aku enggak kapok naksir sama cowok bad boy (walaupun persentase gayung bersambutnya hanya 0,001 % saja)
Sekitar dua minggu kemudian, hari Sabtu saat latihan untuk upacara bendera, teman satu gengku berbisik,
"Nik, si tiiiit nunggu depan lab. Penting!"
"Ngapain?"
"Ada deh, rahasia. Tapi kayaknya mau nembak."
Well, rahasia tapi dibocorin.
Lututku langsung gemeteran, perut mulas dan tangan berkeringat dingin. Setelah latihan upacara selesai aku segera menaiki tangga, menuju lantai dua dimana labolatorium biologi berada. Aku ingat betul, waktu itu musim kemarau dan langit biru indah dilihat dari lantai dua. Lingkungan sekolah yang mulai sepi, matahari terik, angin sepoi-sepoi, pucuk-pucuk kelapa dekat lapangan upacara. Sigh! I miss that moment so bad!
Waktu itu, dia menunggu dengan raut wajah tegang, main gitar pelan-pelan dan kegantengannya meningkat sekian puluh persen. Waktu berlalu begitu cepat, habis diisi perut yang tegang dan tangan yang gemetar. Hingga akhirnya ia bertanya,
Waktu itu, dia menunggu dengan raut wajah tegang, main gitar pelan-pelan dan kegantengannya meningkat sekian puluh persen. Waktu berlalu begitu cepat, habis diisi perut yang tegang dan tangan yang gemetar. Hingga akhirnya ia bertanya,
"Jadi, apa jawabannya?"
Bengong dan kaget. Persis saat kegep ngobrol pas pelajaran Math dan disuruh ke depan kelas untuk kerjain soal. Aku enggak ingat apa saja yang dia bilang, apa saja kalimat yang menunjukkan 'penembakan', yang jelas waktu itu aku malah main domino pakai kartu remi, yang entah darimana munculnya tiba-tiba ada di dekat kami.
Daripada tengsin, akhirnya aku berimprovisasi dan bikin kesimpulan, karena dia sedang 'menembak' jadi apa lagi yang harus aku lakukan? ya kasih dia jawaban! Otakku berputar cepat, ingin kuberikan jawaban dengan cara yang romantis, tapi bagaimana?
Daripada tengsin, akhirnya aku berimprovisasi dan bikin kesimpulan, karena dia sedang 'menembak' jadi apa lagi yang harus aku lakukan? ya kasih dia jawaban! Otakku berputar cepat, ingin kuberikan jawaban dengan cara yang romantis, tapi bagaimana?
"Hey, sini pinjam telinganya..." pintaku malu-malu, dengan suara bergetar serak seperti batuk berdahak. Si cowok bersepatu biru itu senyum mesem dan memiringkan kepalanya, meminjamkan telinga untung bukan secara harfiah : dipcopotin kupingnya
"Iya, mau." bisikku.
BLUSH.
Kami berdua malu-malu dan sejak saat itu kami resmi jadian. Aku girang banget, kejombloanku selama 14 tahun berakhir sudah! Kesendirianku didobelin sama cowok yang 'lumayan'. Sekarang aku bisa curhat sama teman tentang pacar! Yes!
Tapi sayangnya kisah cintaku itu enggak berjalan semanis yang aku mau, harapan-harapan kisah cinta manis ala-ala Jason dan Nadia tak bisa aku lakukan bersama si dia. Kenapa? karena waktu itu aku kelewat malu untuk tunjukin perasaanku dan saking malunya sampai bisa tega enggak menyapa dia.
"Iya, mau." bisikku.
BLUSH.
Kami berdua malu-malu dan sejak saat itu kami resmi jadian. Aku girang banget, kejombloanku selama 14 tahun berakhir sudah! Kesendirianku didobelin sama cowok yang 'lumayan'. Sekarang aku bisa curhat sama teman tentang pacar! Yes!
Tapi sayangnya kisah cintaku itu enggak berjalan semanis yang aku mau, harapan-harapan kisah cinta manis ala-ala Jason dan Nadia tak bisa aku lakukan bersama si dia. Kenapa? karena waktu itu aku kelewat malu untuk tunjukin perasaanku dan saking malunya sampai bisa tega enggak menyapa dia.
Jealous lihat dia lebih akrab dengan teman cewek yang lain dibanding aku, sedih saat dia lebih suka menghindar daripada papasan denganku dan akhirnya nasibku jauh lebih ngenes saat pacaran dibanding dulu saat jomblo.
Akhirnya aku punya masalah untuk kucurhatin ke teman tapi aku tak bisa, iya...aku tak punya bakat buat curhat. Jadilah semua aku abadikan di dalam diary, semuanya tanpa terkecuali termasuk momen dimana teman gengku, yang sekelas dengannya bilang, bahwa si pacar pertama merasa keputusannya jadian denganku itu kesalahan.
HANCUR HATI HAYATI BANG!
Sejak saat itu hatiku yang ngenes dan terhina berbalik benci padanya, sejak detik itu hidung bangirnya tak lagi ganteng, sepatu birunya tak lagi cool, permainan gitarnya juga biasa-biasa saja, terus apa yang kulakukan waktu itu? minta pinjam telinga untuk berbisik tentang kesediaanku jadi pacarnya? HIH NORAK!
Kebencianku berlipat ganda saat kabar lain sampai padaku, dia pergi dari sisiku karena anak baru di kelas lain, dia malah mainstream ikut mengejar hati di gadis ayu seperti cowok yang lain. Memangnya apa beda dia denganku? kami sama-sama perempuan kok! Yang beda hanya dia punya kulit putih, bibir merah nan ranum, suara lembut dan rambut keriting menggantung seperti boneka. Aku? Hmm, masih seperti tas golf usang.
Hicks, iya...iya...pantas saja aku ditinggalkan. Padahal baru dua minggu kami jadian. *kejer*
Aku bertekad dalam hati, akan kubalas dendamku ini dengan jadian dalam tempo secepatnya. Aku tak mau single lama-lama sementara dia jadian lagi dengan yang lain. Tapi angan tinggal angan, harapan jadian lagi tak kunjung kuraih. Sepertinya semua siswa di sekolahku memiliki satu pakem yang sama tentang cinta, yaitu : Jangan jatuh cinta pada Nuniek KR kelas 3B.
Sejak saat itu hatiku yang ngenes dan terhina berbalik benci padanya, sejak detik itu hidung bangirnya tak lagi ganteng, sepatu birunya tak lagi cool, permainan gitarnya juga biasa-biasa saja, terus apa yang kulakukan waktu itu? minta pinjam telinga untuk berbisik tentang kesediaanku jadi pacarnya? HIH NORAK!
Kebencianku berlipat ganda saat kabar lain sampai padaku, dia pergi dari sisiku karena anak baru di kelas lain, dia malah mainstream ikut mengejar hati di gadis ayu seperti cowok yang lain. Memangnya apa beda dia denganku? kami sama-sama perempuan kok! Yang beda hanya dia punya kulit putih, bibir merah nan ranum, suara lembut dan rambut keriting menggantung seperti boneka. Aku? Hmm, masih seperti tas golf usang.
Hicks, iya...iya...pantas saja aku ditinggalkan. Padahal baru dua minggu kami jadian. *kejer*
Aku bertekad dalam hati, akan kubalas dendamku ini dengan jadian dalam tempo secepatnya. Aku tak mau single lama-lama sementara dia jadian lagi dengan yang lain. Tapi angan tinggal angan, harapan jadian lagi tak kunjung kuraih. Sepertinya semua siswa di sekolahku memiliki satu pakem yang sama tentang cinta, yaitu : Jangan jatuh cinta pada Nuniek KR kelas 3B.
Jadilah aku kembali pada diriku yang dulu, yang sok tegar dan sok bahagia dengan status jomblo. Walau sesungguhnya aku ini jomblo ngenes. Hicks.
Kisah patah hati perdana ini memang enggak memberikan efek dahsyat dalam diriku, no drama no tears, tapi perihnya tetap terasa sampai sekarang. Bayangkan saja, pacaran yang cuma dua minggu itu disebut "KESALAHAN". Sebegitu hinanya-kah jadian denganku dulu? Gara-gara patah hati ini aku jadi dendam pada si 'pacar pertama' dan ingin jadi cewek populeryang ditaksir banyak cowok tapi sayang enggak kesampaian demi balas dendam.
Kisah patah hati perdana ini memang enggak memberikan efek dahsyat dalam diriku, no drama no tears, tapi perihnya tetap terasa sampai sekarang. Bayangkan saja, pacaran yang cuma dua minggu itu disebut "KESALAHAN". Sebegitu hinanya-kah jadian denganku dulu? Gara-gara patah hati ini aku jadi dendam pada si 'pacar pertama' dan ingin jadi cewek populer
Kelas 3 SMA aku baru punya pacar lagi dan dari sana petualangan cintaku dimulai. Patah hati oleh si pacar pertama-yang-nyesel-sudah-jadian-dengan-buntelan-seperti-aku itu jadi pemicu untuk dapatkan cinta yang sesungguhnya.
Hingga bertahun kemudian, berganti-ganti kekasih dan menambah ex-list yang panjang, ada satu hal yang kusesali. Benar-benar kusesali.
Aku menyesal pengen pacaran. Banyak rugi daripada untung. Rugi waktu (nungguin dia, ngarepin dia bales SMS padahal lagi selingkuh), rugi materi (pulsa boros banget!) dan rugi hati, ada cemburu, kesal, marah, enggak mood dan masih banyak lagi. Masa produktifku di usia remaja habis buat pacaran. Worthless banget!
Tapi belum terlambat untuk berubah, sekarang aku tumbuh jadi perempuan yang lebih kuatkuat patah hati. Aku jadi lebih rasional saat jatuh cinta dan bukan sekedar penampilan menarik yang jadi poin penting untuk jatuh cinta, tapi hati dan pembawaan seseorang. Itulah yang akan menuntun kita menuju cinta yang sejati.
*EAAAKKKKKK*KWAOKWAOKWAOK*
“Tulisan ini diikutsertakan Giveaway -Pameran Patah Hati-”
Tapi belum terlambat untuk berubah, sekarang aku tumbuh jadi perempuan yang lebih kuat
*EAAAKKKKKK*KWAOKWAOKWAOK*
“Tulisan ini diikutsertakan Giveaway -Pameran Patah Hati-”
Demikianlah Artikel Patah Hati Oleh si Pacar Pertama
Sekian Informasi dan sharingnya Patah Hati Oleh si Pacar Pertama, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sharing artikelnnya kali ini.
0 Response to "Patah Hati Oleh si Pacar Pertama"
Posting Komentar