Judul Artikel : Cara Membedakan Akun Asli Polisi Ganteng dan Akun Palsu
Cara Membedakan Akun Asli Polisi Ganteng dan Akun Palsu
Cara Membedakan Akun Asli Polisi Ganteng dan Akun Palsu - Beberapa kali lihat di beranda tentang teman-teman Tenaga Kerja Wanita dan Tenaga Kerja Indonesia yang kena tipu akun-akun bodong. Berbekal foto cakep dan rayuan setinggi langit*sampai jebol lho langitnya, ditransferlah sekian jeti ke rekening milik akun palsu tersebut. Ditunggu makin ditunggu, janji tak kunjung nyata, tak tahunya malah menghilang. Setelah hilang kontak? baru deh sadar kalau sudah kena tipu.
Hicks, suka ikut sedih baca berita seperti itu. Sudah kerja capek-capek di negeri orang, jauh dari keluarga, jauh dari anak-anak, belum lagi kalau majikannya galak, eh harus kena tipu pula!
Maka karena itu, berbekal kepedulian atas rekan pejuang devisa di luar sana, aku kumpulkan beberapa cara membedakan akun asli dengan akun palsu. Hayuk disimak!
 |
| Ini sebagian foto Polisi ganteng yang disalahgunakan Sumber: FB Cyber Crime |
- List Teman Rata-Rata Perempuan : yappp, yang ini khusus untuk akun Polisi ganteng atau TNI ganteng atau Pilot ganteng dan sejenisnya yak. Berhubung incarannya juga perempuan, so pasti lah di si akun bodong akan mencari akun-akun perempuan yang sekiranya mudah mereka perdaya. Kalau bukan anak-anak ABG labil, ya perempuan-perempuan dewasa yang kesepian.
- Status LEBAY : aku pernah beberapa kali lihat FB milik akun bodong, yang kulihat itu 'katanya' seorang anggota TNI dan sedang mencari jodoh secepatnya. Maka karena itu dia selalu pajang status perihal cari jodoh, kesepian tak ada pasangan dan bla bla bla. Sumpah enek banget bacanya, masa iya enggak ada yang demen sama TNI ganteng? Please lah, mana ada tentara Indonesia yang masih muda, good looking dan sudah punya jabatan kok menjomblo? tak perlu 'obral' kejombloan di Facebook juga cewek-cewek mah sudah pada deketin keleus.
Selain itu ada juga yang andalannya itu adalah mengaku sebagai duda beranak, yang juga mengharapkan bisa cepat dapat pengganti mamanya anak yang sudah pergi. Sudah statusnya lebay dan mengemis-ngemis, tatabahasanya juga kacau balau! tak bisa bedakan fungsi koma dan titik, tanda seru dan tanda tanya pabeulit, plus ejaan bahasanya juga parah banget! ada gitu yang sekolah tinggi-tinggi masih salah ejaan tanda baca?
- SKSD Level Seuhah Latalata : Baru add, setelah diapprove langsung sent inbox dan bla bla bla, nyepik ini itu akhirnya bilang cinta. Hellauwww! sekalipun menurut penelitian lelaki itu bisa jatuh cinta dalam 3 detik, doesn't mean bisa langsung nyatakan cinta dan merayu-rayu ala Romeo kebelet kawin juga!
- Cek Daftar Teman : Lihat apakah ada banyak teman sesama aparat di daftar pertemanan. Mungkin diluaran sana ada yaa akun asli yang demen pasang status lebay, tapi sebelum judging kalau itu akun adalah akun bodong, cek dulu teman sesama aparatnya ada banyak apa enggak? wajar kan yaa, sesama kerja satu instansi saling add-mengadd akun medsos? makanya, pastikan setidaknya ada lebih dari 10 akun sesama rekan kerja dalam list pertemanannya. Kalau cuma dua atau tiga sih biasanya itu akun dia sendiri, alias bikin akun palsu lain.
- Foto yang Bervariasi dan Tidak Buram : Ini poin penting, akun asli tak mungkin isi album fotonya cuma sebiji dua biji, itupun foto selfie sendiri. Akun asli setidaknya pasti pernah mengunggah foto teman-teman kerja, aktivitas hariannya, memajang foto keluarga dan masih banyak lagi. Sudah begitu fotonya juga pasti berkualitas tinggi, tidak buram apalagi sudah diedit edit ini dan itu. Kalau buram itu karena pakai foto yang diunduh dari Google atau Facebook, atau hasil screenshoot, pas diunggah ulang pasti ketajaman warnanya juga sudah berkurang.
- Jangan Mau Diajak Kopdar di Tempat Umum : Ok, mungkin dia orang pakai fotonya sendiri dan bermain peran sebagai tentara atau polisi atau pekerjaan lainnya. Jika ia mengajak kopdar, maka pastikan kita mengajak dia kopdar di tempat dinas atau setidaknya di lingkungan dimana ia bekerja. Jika mengelak dengan berbagai alasan, maka 99% dia itu penipu, 1% lagi dia takut ketahuan teman kerja punya cemceman di media sosial *dilaporin atasan bisa berabe, apalagi sampai ketahuan bini, oh NO!
- Ajak Video Call : cara ini paling ampuh kakak untuk cek itu orang asli apa palsu. Akun palsu pasti menolak untuk melakukan video call, ya iya lah! lha wong muka asli sama muka di Facebook beda jauh! Kalau nekat menerima ya palingan dia pakai sarung buat nutupin muka.
- Minta Foto Tanpa Busana : Nah ini nih, pemerasan uang dan harta benda lainnya berawal dari sini. Jangan mau memberikan foto dalam requestan apapun! Foto-foto tidak senonoh yang diminta itu bisa jadi bahan untuk memeras di masa yang akan datang.
- Cek Tanggal Pembuatan Akun : Akun asli setidaknya berusia satu sampai dua tahun yaaa! Kecuali akun facebooknya itu dihack orang sih...
- Namanya Normal : Hendra Ferryal, Syepin Simarmata, Thara Smithcarson, Fandy Clark, Syaffrian dan masih banyak lagi. Adakah orang asli dengan nama-nama seperti demikian? Akun palsu suka bingung cari nama, jadilah menggabungkan nama depan dan nama belakang yang tak sinkron (contoh nama depan Thara nama belakang Smithcarson, siapanya Tara Budiman dan Will Smith nih?). Tapi tidak sedikit yang pakai nama orang lain, alias didompleng.
Demikian adalah beberapa cara membedakan akun palsu dan yang asli. Hati-hati ya buat teman-teman diluaran sana, jangan mudah tertipu foto menawan dengan rayuan yang aduhai. Lihat dulu apakah akun tersebut mencurigakan atau tidak. Jangan menutup telinga dari saran dan kritik teman, siapa tahu teman itu punya info bagus tentang si akun tersebut. Kalau sudah kena tipu kan yang repot kita sendiri, bukan?
Yuk ah simak juga Samsung Galaxy S7 : Soulmate Keluarga "Masa Gini?" Terima kasihhhh~~
Demikianlah Artikel Cara Membedakan Akun Asli Polisi Ganteng dan Akun Palsu
Sekian Informasi dan sharingnya Cara Membedakan Akun Asli Polisi Ganteng dan Akun Palsu, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Sharing artikelnnya kali ini.
0 Response to "Cara Membedakan Akun Asli Polisi Ganteng dan Akun Palsu"
Posting Komentar